Pengusaha Jatim Sebut Permintaan Oksigen untuk Medis Naik 100 Persen

Kasus COVID-19 di Jawa Timur melonjak dalam sebulan terakhir. Saat ini, kasus COVID-19 aktif di Jatim menggapai 11.186.

Salah seorang pebisnis oksigen di Kota Surabaya yaitu Bambang Suharto mengatakan, permohonan oksigen di Jatim terlebih Kota Surabaya, naik 100 persen.

“Permintaan oksigen nyaris melonjak 100 persen apalagi sampai tingkat nasional ya. Biasanya rumah sakit permintaannya 300-400 tabung, saat ini 2 ribu tabung.

Bambang menjelaskan, untuk permohonan oksigen silinder gas maupun liquid naik dua kali lipat. Bahkan, banyak pebisnis oksigen yang mulanya mensuplai industri, kini turun tangan mensuplai keperluan rumah sakit.

“Dampaknya besar sekali, mayoritas pelaku gas ada yang suplai pabrikan, ada depot. Saya yang mulanya suplai industri, terhitung sebagai balancing, saat ini (juga suplai) bikin orang sakit. Dulu persentasenya 10-90. 10 persen untuk rumah sakit, 90 persen industri. Sekarang 100 persen untuk orang sakit, apalagi di Jawa, RS over semua, butuh oksigen semua,” bebernya.

Pemilik usaha gas CV Utama Lestari ini mengatakan, permohonan oksigen di Jatim sementara ini membeludak. Apalagi, kasus COVID-19 melonjak, dan banyak pasien yang dirawat di rumah sakit dadakan. Seperti RS darurat, RS lapangan, sampai hotel yang dijadikan area isolasi butuh generator oksigen.

“Belum ulang pasien perorangan, yang isoman. Mereka tahu akhirnya berbondong-bondong miliki oksigen, cari tabung serta regulatornya,” imbuhnya.

Menurutnya, keadaan demand dan supply oksigen di Jatim sementara ini tidak seimbang. Harga oksigen yang naik, disebutnya, bukan cuman permainan berasal dari pengusaha. Melainkan tarik ulur antara penjaja dan pembeli. Karena barang yang terbatas, siapa yang membeli bersama harga tinggi dapat didahulukan.

“Tiga sampai empat bulan lalu, tabung kecil harganya Rp 400 ribu, saat ini Rp 1,3 juta. Yang tabung besar mulanya Rp 1,5 juta, dapat Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta sekarang,” ungkapnya.

Hal senada terhitung diungkapkan Octavianus (Oki), pebisnis oksigen asal Surabaya lainnya. Menurut dia, sementara ini permohonan oksigen terlalu tinggi. Bahkan, mulai ada permohonan oksigen dalam kemasan botol bersama ukuran 1-2 meter.

“Permintaan terlalu tinggi, dikarenakan COVID-19 ini. Di pasar sementara ini, layaknya RS darurat, RS lapangan, request oksigen dalam kemasan botol 1-2 meter. Akhirnya kami terhitung ikut menuhi keperluan itu,” terangnya.

Menurut Oki, persentase oksigen untuk medis dan industri sama. Hanya saja, untuk keperluan medis, tabung diberi isyarat khusus dan berwarna putih. Untuk kemurnian yang dihasilkan mengolah sebesar 99,7 purity nyaris mendekati 100 persen kemurnian. Untuk kesehatan, standar minimal 99,5 kemurnian.

“Kebersihan tabung terhitung dibedakan. Warnanya putih, dan ada isyarat medis + berwarna merah. Kalau industri, tabung yang biru,” ungkapnya.

Oki mengaku, oksigen yang ia jual sementara ini harganya naik dua kali lipat. Bahkan, harga regulator pun terhitung ikut naik dua kali lipat.

“Ini fenomena baru, harga bukan penjaja yang menentukan, terhitung bukan pembeli, dikarenakan demand dan supply yang tidak seimbang, akhirnya naik,” kata pemilik usaha gas oksigen CV Berkat Alam Sejahtera ini.

Oki menjelaskan, tingginya permohonan membawa dampak pebisnis kelabakan mencukupi keperluan konsumen. Selain itu, untuk membangun perusahaan oksigen baru, terlebih di Jatim memadai sulit.

“Kesulitan terhitung mencukupi keperluan antara medis dan industri. Harapan sementara ini, industri sudi ngalah, minimal 2-3 minggu sementara PPKM Darurat ini. Juga demi kemanusiaan, sampai keadaan normal,” pungkasnya.