Mengenali Lebih Dekat UX Researcher, Karier yang Kembali Tren untuk Alumnus Psikologi

Mengenali Lebih Dekat UX Researcher, Karier yang Kembali Tren untuk Alumnus Psikologi by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.Januari 19, 2022Januari 19, 2022 Hai, Teman! Siapa di sini yang masuk jalur Psikologi tetapi tetap kebingungan dengan opsi karier kamu yang akan datang sesudah lulus? Jika kamu satu diantaranya, tidak ada kelirunya kamu coba memperdalam karier jadi UX Researcher. Ingin tahu selanjutnya? Yok, baca bersama artikel ini!

Mengenali Lebih Dekat UX Researcher, Karier yang Kembali Tren untuk Alumnus Psikologi

Table of Contents

– Apakah itu Pemakai Pengalaman Research?
– Keutamaan Pemakai Pengalaman Research di Perusahaan Startup
– Apa Saja yang Dilaksanakan UX Researcher?
– a. Interviu
– b. Survey
– c. Card sorting
– d. Tree testing
– e. Usability testing
– f. Five-second testing

– Pengalaman Jadi UX Researcher

Apakah itu Pemakai Pengalaman Research?

UX ialah ringkasan dari pengalaman pengguna dalam istilah tehnologi, yang harfiah maknanya “pengalaman pemakai.” Dan research dengan bahasa Inggris memiliki arti penelitian atau riset. Oleh karena itu, seorang UX Researcher ialah pribadi yang bekerja secara struktural pelajari sikap beberapa pemakai produk, dan kumpulkan dan menganalisa data yang hendak menolong proses design produk. Tipe produk yang diartikan umumnya mencakup sebuah web, program, atau program yang barusan dikeluarkan.

Salah satunya langkah awal dalam membuat desain produk baru atau tingkatkan performnsi produk yang telah ada ialah cari tahu kesan-kesan pemakai. Data demografi pemakai penting di dunia UX, dimulai dari umur, tipe kelamin, asal wilayah, pengajaran, dan tugas.

Disamping itu, juga penting untuk ketahui apa yang pemakai harapkan, kenapa mereka inginkannya, dan lakukan testing produk, hingga produsen bisa ketahui bagaimana produk yang dijajakan bisa penuhi keperluan pemakai.

Lalu, sudah pernahkah kalian berpikiran, mengapa pengalaman pengguna research benar-benar diperlukan perusahaan startup?

Keutamaan Pemakai Pengalaman Research di Perusahaan Startup

Menurut Forbes, perusahaan startup ialah panggilan untuk perusahaan yang baru. Startup dibangun untuk meningkatkan produk atau service yang unik, hingga startup berakar pada pengembangan untuk menangani kekurangan produk yang ada atau membuat kelompok barang dan jasa yang serupa sekali baru.

Oleh karena itu, tidak salah jika perusahaan startup yang kita kenali umumnya fokus pada pemakaian tehnologi untuk mempermudah kehidupan manusia. Mereka seringkali membuat program handphone untuk jasa yang mereka pasarkan, misalkan transportasi, kesehatan, lifestyle, dan pengajaran.

Lalu, kenapa pengalaman pengguna research benar-benar diperlukan startup?

Menurut Elizabeth Bohlmann, Vice President of Klien Strategy December Labs, faedah pengalaman pengguna research di startup ialah memverifikasi anggapan pemakai berkenaan produk yang dijajakan, hingga sisi marketing produk bisa juga memetakkan pasar yang pas untuk produk itu. Terutama bila produk itu sebagai web, program computer, atau program handphone.

Apa Saja yang Dilaksanakan UX Researcher?

Meneruskan rincian di atas, kita dapat mengaitkan jika seorang UX Researcher diwajibkan banyak memiliki sistem riset untuk kumpulkan data berkenaan pemakai atau pemakai. Dikutip dari Maze, berikut ialah beberapa sistem riset yang kerap dilaksanakan oleh UX Researcher dan harus kamu dalami:

a. Interviu

Interviu seringkali kita temui dalam riset. Lakukan interviu dengan pemakai program bisa dikerjakan secara online atau offline. Ada dua tipe interviu, yaitu terancang dan tidak terancang.

Interviu terancang dilaksanakan dengan membuat lis pertanyaan yang hendak ditanya pada pemakai secara runtut dan struktural, sesuai aspek yang ingin dikeduk, dan interviu tidak terancang berjalan lebih lentur dan tidak begitu terdiam pada pertanyaan. Sistem ini sebagai salah satunya sistem yang tersering digunakan dalam jalur psikologi. Bila kamu sebagai alumnus psikologi tentu sudah terlatih dengan sistem riset ini.

b. Survey

Survey dilaksanakan memakai quesioner yang dibagi ke pemakai program. Jika Teman-teman pernah diminta isi survey kepuasan pada beberapa program seperti Spotify atau Ruangan Guru, itu langkah UX Researcher kumpulkan inspirasi dari pemakai untuk peningkatan program. Sistem riset ini sebagai sistem yang paling terkenal dilapisan keilmuan sosial khususnya psikologi.

c. Card sorting

Card sorting ialah sistem riset UX di mana pemakai atur kartu topik ke beberapa kelompok secara logis untuk mereka. Aktivitas riset ini sebagai cara penting untuk membuat arsitektur info intuitif (IA) dan pengalaman pemakai.

d. Tree testing

Sesuai namanya, sistem riset ini menolong UX Researcher untuk menilai hierarki dan kekuatan mendapati topik dalam program atau website. Data yang dihimpun dari pengetesan hierarki dipakai untuk pahami bagaimana pemakai mengarahkan secara intuitif sejumlah fitur dalam program.

Sepanjang tree testing dilaksanakan, pemakai akan dikasih versus text situs. Lantas, pemakai disuruh menuntaskan rangkaian pekerjaan untuk mendapati poin di website atau program sepanjang 15 sampai 20 menit.

e. Usability testing

Sistem ini dipakai untuk menilai produk atau program dengan minta pemakai menuntaskan daftar pekerjaan sekalian memperhatikan dan menulis hubungan mereka. Maksudnya untuk pahami apa design satu produk atau program cukup intuitif dan gampang dipakai. Disamping itu, sistem ini bisa juga mengenali adakah permasalahan dalam pemakaian program.

f. Five-second testing

Sistem ini dilaksanakan dengan memberi pemakai waktu lima detik untuk menyaksikan gambar seperti design atau halaman situs. Kemudian, mereka akan dikasih pertanyaan mengenai design untuk menghitung kesan-kesan pertama mereka pada penampilan produk.

Pengalaman Jadi UX Researcher

Di rincian awalnya, kita telah memperoleh banyak info tentang UX Researcher, tetapi seperti apakah rasanya jadi UX Researcher? Ini kali, penulis berpeluang menginterviu salah seorang teman penulis yang bernama dikaburkan jadi NW. Dia ialah alumnus Psikologi yang sekarang ini memegang sebagai salah seorang UX Researcher di salah satunya startup yang fokus pada peningkatan program di bagian pengajaran atau sering dikatakan sebagai education technology atau edutech. Sebagai UX Researcher, NW bertanggungjawab lakukan beragam riset dan kumpulkan inspirasi pemakai program.

Penulis: “Tugas (kamu sebagai) UX Researcher itu seperti apakah, sich?”

NW:”Saat ada startup atau company ingin buat produk, UX researcher dibutuhin di sana agar yang diperkembangkan itu sesuai keperluan user-nya, jadi mempermudah cari beberapa orang yang hendak cari satu produk.”

Menurut NW, tugas jadi UX Researcher benar-benar dekat sama beberapa hal yang didalaminya saat kuliah Psikologi. NW sampaikan jika dia umumnya lakukan riset memakai sistem interviu berkenaan apa yang diperlukan pemakai program. Oleh karena itu, penting untuk UX Researcher untuk memetakkan pemakai sesuai background pengajaran, sosial, dan ekonominya.

NW: “Misalkan, ibu hamil tentu keperluannya berlainan dengan mahasiswa, butuhnya info yang menolong proses hamilnya agar anaknya selamat cocok lahiran. Lain dengan mahasiswa yang lebih perlu info universitas atau info magang, demikian.”

Tetapi, walau tersering memakai interviu, NW menjelaskan jika dia tidak tutup diri dari pelajari sistem yang lain. Tiap sistem pengalaman pengguna research mempunyai keunggulan dan manfaatnya masing-masing, hingga kurang cukup cuman dengan modal pengetahuan pengamatan dan interviu yang didalami dari Psikologi.

Penulis: “Apa belajar dari kuliah Psikologi saja cukup buat jadi UX Researcher?”

NW: “Jika bisa jujur, UX Research itu sistemnya sangat banyak, karena meliputi proses sebelum dan setelah peningkatan program. Saat sebelum produk dikeluarkan, penelitian itu untuk cari tahu keperluan produk. Sesudah produk dikeluarkan, penelitian dilaksanakan untuk ketahui apa bentuknya bisa dipakai secara baik oleh pemakai, dan sesudah itu juga, masih tetap perlu penilaian. (Apa) dari design yang telah diperkembangkan, ada permasalahan apa yang dirasakan pemakai?”

Lalu, apa UX Researcher cuman datang dari alumnus Psikologi? Menurut NW, dari apa saja jalurnya, tidak ada rintangan untuk seorang untuk berkarier jadi UX Researcher. Kuncinya ialah terus belajar, misalkan lewat training atau seminar-online, mengeksploitasi, dan meningkatkan diri.

UX Researcher erat berkaitan dengan tehnologi, dan tehnologi semakin berkembang bersamaan jaman. Oleh karena itu, seorang UX Researcher harus sanggup mengumpulkan ilmu dan pengetahuan baru, membuat taktik, dan berlaku pro aktif, apa lagi bila dia bekerja bersama dengan seksi yang lain di perusahaan.

Penulis: “Apa kunci keberhasilan jadi UX Researcher menurut kamu?”

NW: “Yang perlu (untuk yang ingin berkarier jadi UX Researcher) ialah skill-nya cari tahu keperluan pemakai (dan) dapat berbicara secara baik dengan pemakai. Jika anak Psikologi tentu sudah ada basic komunikasinya, ya? UX Researcher dapat dimasuki siapapun. Karena menurutku kita kuliah (apa saja) bisa kerja bebas, (apa lagi) karena telah ada bootcamp untuk menyiapkan karier. ”

Nach, bagaimana, Teman? Apa kamu tertarik coba keberuntungan karier sebagai UX Researcher? Atau, apa ada yang telah berkarier sebagai UX Researcher? Silahkan berikan kesan-kesan, pesan, atau pengalamanmu di kotak kometar!

 

kunjungi juga konsultan hipnoterapi